Nabi menekankan di beberapa hadits
bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan
air bekas minum kucing karena dianggap suci.
Kenapa Rasulullah SAW berani
mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui
kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Pada kulit kucing terdapat otot yang
berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan
dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai
benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau
gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing
minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah
kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang
kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di
badannya.
Fakta Ilmiah 2
Telah dilakukan berbagai penelitian
terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung,
bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian
tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan
juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Kemudian, diambil juga cairan
khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.
Hasil yang Didapatkan :
1. Hasil yang diambil dari kulit luar
tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan kuman yang ditanamkan
memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari
dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan
lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan
saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai
kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas
seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dari
50 ribu pertumbuhan.
6. Tidak ditemukan kelompok kuman yang
beragam.
7. Berbagai sumber yang dapat dipercaya
dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki
kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Komentar Para Dokter Peneliti :
1. Menurut Dr. George Maqshud, ketua
laboratorium di RS Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada
lidah kucing. Jika ada kuman, maka kucing itu akan sakit.
2. Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa
kuman yang paling banyak terdapat pada anjing,
3. Dokter hewas di RS Hewan Damaskus,
Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama
lysozyme.
4. Kucing tidak suka air karena air
merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada
genangan air.
5. Kucing sangat menjaga kestabilan
kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air.
Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor
tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Fakta Ilmiah 3
Dari hasil penelitian kedokteran dan
percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan
kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.
Fakta Ilmiah Lainnya
Zaman dahulu kucing dipakai untuk
terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan selain itu mengelus
kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.
Sisa makanan kucing hukumnya suci.
Hadist Kabsyah binti Ka’ab bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua
Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu,
datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana
sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa
Nabi SAW pernah bersabda, “Kucing itu
tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),” (H.R
At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan,
dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah.
Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan
air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah
selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana.
Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.
Nabi ditanya mengenai kejadian
tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas,
kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak
ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih
At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah
semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang
shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah
menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.
Datanglah seekor kucing, lalu
memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan
kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah
memakannya.
Rasulullah SAW bersabda, “Ia tidak
najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah SAW berwudhu dari sisa jilatan
kucing.” (H.R Al Baihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Hadits ini diriwayatkan Malik,
Ahmad, dan imam hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang,
yang badan, keringat, serta bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya
bersih dan membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada manusia.
Mungkin ini pula-lah yang menyebabkan mengapa Rasulullah SAW sangat sayang
kepada Muezza, kucing peliharaannya.
Dari rangkaian kutipan diatas, kita seharusnya tidak sebegitu takutnya dengan berbagai mitos yang melekat pada kucing. Toh, dari sekian penelitian menunjukan kelebihan dari kucing. Dan kucing juga menjadi hewan kesayangan Nabi Muhammad SAW. Namun, sebaiknya kita juga mengantisipasi penyakit yang dapat timbul dari hewan.
*Dikutip dari binatang.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar