Binatang Idaman

  • 0


Assalamu’alaikum. . .Hai, Sobat... semoga kita selalu mendapat ridho dari-Nya dan senantiasa melimpahkan segala puji bagi Rasulullah SAW.  

Mungkin selama ini kita tahu dalam surat An-Nahl ayat 66, Allah Swt. berfirman :
“Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.”
Nah, selama ini dari sekian banyak binatang dibumi pernahkan kita memperhatikan tiga binatang kecil, yang mungkin sering diabaikan, yaitu : semut, laba-laba, dan lebah ? sepertinya kita selalu menyingkirkan binatang-binatang kecil itu, karena menurut kebanyakan orang binatang itu mengganggu mereka. Padahal, dari binatang-binatang itu kita pun dapat memperoleh beberapa pengetahuan yang mungkin tak kita dapatkan dari hewan-hewan lain. 

Mungkin kita sepakat bahwa diantara ketiga binatang yang disebut diatas, semut lah yang paling rajin mengumpulkan makanan. Ia menghabiskan banyak sekali waktu hanya untuk mengumpulkan sebanyak mungkin makanan yang didapatnya, sedikit demi sedikit tanpa henti-hentinya. Semut cenderung mengumpulkan makanan untuk persediaan selama bertahun-tahun, meski disadarinya bahwa usianya pun tak akan lebih dari satu tahun. Namun,dari sifat ketamakannya yang sebegitu besarnya, tak jarang kita melihat seekor semut yang berusaha untuk membawa atau memikul sesuatu yang jauh lebih besar dari pada ukuran badannya, walaupun biasanya sesuatu yang dibawanya itu sebenarnya tidak berguna baginya.


Berbeda lagi halnya dengan laba-laba. Kebanyakan orang sangat takut dengan binatang yang satu ini, mungkin dari penampilannya yang bisa dibilang mengerikan itu atau bisa jadi dari bentuknya yang aneh itu membuat orang jadi jijik. Laba-laba mempunyai sarang dari benang-benang lengket yang dipintalnya sedemikian rupa, tak hanya sebagai tempat tinggalnya tapi juga sebagai tempat untuk berburu makanan. Meskipun jaring-jaringnya itu lemah tentu bukan tempat aman untuk makhluk lain yang bisa dimangsanya. Apa pun yang berlindung atau terjaring disana pasti akan disergapnya dengan tanpa ampun. Tak hanya hal itu saja, pejantannya pun selepas berhubungan, akan selalu dibunuh oleh betinanya. Bahkan telurnya pun yang menetas akan saling berdesakan hingga dapat memusnahkan antar sesamanya.

Ceritanya akan berbeda dengan lebah. Lebah adalah binatang yang sangat rajin dan mengenal pembagian tugas dengan baik. Sarangnya pun dibangun dengan bentuk segi enam, yang telah terbukti sangat kuat dan ekonomis. Dan sarangnya itu selalu terjaga dari benda-benda yang tak berguna. Makanannya pun berupa sari dari kembang-kembang yang diolahnya kemudian menjadi madu dan lilin yang bermanfaat untuk manusia. Sengatnya pun dikeluarkan jika ia merasa dalam keadaan terancam saja. Dan menurut pakar, sengatnya itu dapat dijadikan sebagai obat bagi penyakit-penyakit tertentu. Perlu diketahui, bahwa lebah tak akan menggangu, selama tak diganggu.

Dari uraian diatas, sikap hidup manusia sering diibaratkan dengan semut, laba-laba, dan lebah. Manusia yang berbudaya semut, selalu menumpuk barang-barang yang tak dinikmatinya. Ia menumpuk-numpuk hartanya saja tanpa mengerti makna harta itu sendiri, sehingga ia merasa selalu fakir. Aji mumpung selalu menjadi ilmunya.

Sedangkan manusia yang berbudaya laba-laba, tidak membutuhkan untuk berpikir apa, kapan, dan dimana ia akan makan, tetapi yang mereka pikirkan adalah siapa hari ini yang akan mereka makan ?
Namun, sangat berbeda sekali dengan manusia yang berbudaya lebah. Mereka tidak akan mengganggu apalagi merusak. Tidak akan menghasilkan kecuali yang bermanfaat saja. Tidak akan makan kecuali yang halal dan baik saja. Dan jika ditimpa sesuatu, tidak akan merusak yang lainnya.
Dalam kehidupan ini banyak sekali semut yang berkeliaran dan laba-laba yang siap menyergap setiap waktu. Sedangkan lebah sudah sangat jarang kita temui. Seharusnya kita terus menambah jumlah populasi manusia berbudaya lebah, dari pada semut dan laba-laba. Memang menjadi minoritas yang berkualitas itu tidaklah mudah. Tentu semua itu kita lakukan untuk menjadikan umat muslim lebih erat dan bersatu lagi guna membela jalan yang benar. Mudah-mudahan kata-kata ini dapat kita pahami, tentu hal-hal ini bukan sekadar keinginan belaka. Namun, harus diikuti dengan langkah-langkah yang konkrit. Semoga apa-apa yang kita ingin tuju menjadikan semangat kita untuk meraihnya. (ama) 


__Sekian dari ungkapan penulis. Semoga bermanfa’at untuk kita semua.­­__



#saduran dengan perubahan dari buku sentuhan kalbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar