Sekelompok remaja yang sering bermain perkusi ala
kadarnya itulah mereka sang ronda sahur keliling, pembangun tanda sahur di
bulan ramadhan. Mereka rela bangun lebih awal, dan sahur lebih akhir demi
membangunkan masyarakat untuk makan sahur, meskipun capek mendera karena
ratusan meter jalan yang mereka lalui serta berteriak-teriak. Mereka
berkeliling kampung dengan jumlah personel tak lebih dari lima belas orang.
Sambil keliling kampung, mereka menabuh alat-alat musik sederhana untuk memecah
keheningan malam hari. Mereka mengemban misi suci membangunkan orang untuk
bersantap sahur.